Halaman

Sabtu, 26 Juni 2010

PEMBEKALAN TIM EKSKURSI ARSITEKTUR UI BANJAR 2010

Acara Pembekalan Tim Ekskursi Arsitektur UI Banjar diselenggarakan di Galeri Salihara pada tanggal 23 Juni 2010. Acara dimulai dengan presentasi mengenai kegiatan ekskursi, lalu dilanjutkan dengan pelatihan fotografi oleh Yori Antar dan diskusi mengenai rumah banjar bersama Abib Harun.



 suasana acara pembekalan
 
 

 

presentasi dan pembekalan oleh Yori Antar dan Abib Harun


pemberian plakat


Rumah tradisional Banjar sebagai wujud dari kekayaan arsitektur di daerah Banjarmasin, Kalimantan Selatan, memberikan kesempatan bagi kita untuk menelisik filosofi dan nilai-nilai kebudayaan setempat yang melatarbelakangi kehadiran maupun penciptaan ruang arsitektur. Kekayaan tersebut lahir dari keharmonisan penggabungan beebrapa budaya yang berpengaruh di sana seperti Melayu, Dayak, serta nilai-nilai agama Islam. Rumah tradisional banjar yang terdiri dari setidaknya 11 tipe berbeda, lahir dari tingkatan strata sosial di dalam masyarakat dan mempunyai keunikan dari segi bentuk maupun makna-makna tertentu yang dikandungnya.

Rumah tradisional banjar tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :
  1. Bubungan Tingi, sebagai bangunan Istana Sultan Banjar, dihuni oleh raja beserta para pangeran.
  2. Gajah Baliku, bangunan yang dihuni oleh saudara-saudara raja.
  3. Gajah Manyusu, kediaman bagi para warit raja, yaitu keturunan para Gusti.
  4. Balai Laki, tempat hunian para punggawa mantri dan prajurit pengawal Sultan Banjar.
  5. Balai Bini, bangunan khusus bagi para putri atau keluarga raja pihak wanita.
  6. Palimasan, bangunan untuk bendaharawan Kesultanan Banjar. Di tempat ini, tersimpan kekayaan kerajaan seperti emas dan perak.
  7. Palimbangan, hunian bagi para pemuka agama dan para saudagar.
  8. Cacak Burung (Anjung Surung), rumah bagi rakyat pada umumnya.
  9. Tadah Alas, rumah bagi rakyat pada umumnya.
  10. Joglo, jenis rumah bagi para Tionghoa yang mendiami kawasan Banjarmasin. Bangunan ini juga berfungsi sebagai gudang untuk barang dagangan.
  11. Lanting, tempat tinggal khusus bagi rakyat Banjar yang mendiami batang banyu (pinggir sungai). Prinsip pondasinya mengambang seperti pelampung.
Perkembangan waktu serta mulai memudarnya stratifikasi sosial dalam kehidupan masyarakat ternyata juga berdampak pada hilangnya tipe-tipe rumah tersebut dari konteks asalnya. Tipe rumah yang masih bertahan hanyalah tipe Bubungan Tinggi, yang kemudian sering dijadikan ikon rumah tradisional banjar, serta rumah Lanting di pinggiran sungai empat perekonomian masyarakat berlangsung.

Perjalanan EKSKURSI BANJAR 2010, Antara Dua Dunia, akan mencoba membandingkan dua tipe rumah tradisional banjar tersebut serta mencari hubungan yang terjadi di antara keduanya. Selain itu, konteks yang berbeda antara rumah Bubungan Tinggi yang berada di darat dan Rumah Lanting yang berada di pinggir sungai diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang pengaruh konteks terhadap lahir dan berkembangnya sebuah arsitektur tradisional.

2 komentar:

  1. keren!
    isi pembekalan ini bisa diliat dimana ya?
    (sofi)

    BalasHapus
  2. isi pembekalan akan dipublish di blog, ditunggu yaaa....
    tetap sering-sering buka yaa :)

    BalasHapus